Winterpeach96

Sesampai nya di rumah Wonwoo mengucapkan terimakasih pada supir pribadi yang sudah mengendarai mobil dan menyuruh nya untuk istirahat di rumah yang telah di sediakan Wonwoo untuk pegawai nya.

Wonwoo masuk, rumah besar itu nampak sepi. Ini sudah hampir jam 9 malam, para asisten rumah nya juga pasti sudah beristirahat. Kaki panjang nya segera melangkah menuju tangga, tidak sabar untuk bertemu dengan sang istri dan bayi mereka yang baru berusia 6 bulan.

Saat Wonwoo membuka pintu kamar nya, ia langsung di sambut dengan pemandangan hangat, dimana tv menyala menampilkan lullaby yang membuat keadaan kamar tenang. Di atas kasur ada sang istri Yerin dan anak mereka yang sedang asik mengobrol, walaupun Wonwoo tau anak nya hanya bisa berteriak “aaa” dan “nggg” saja.

“Aduuh asik yaaa, papa nya pulang dicuekin nih”, Wonwoo memecah waktu ibu dan anak itu.

“Nonuuuuuu hehehehe, aku ga sadar beneran loh kamu masuk kamar”, Yerin mengalihkan pandangan nya.

Wonwoo kemudian menghampiri perempuan yang berstatus istri nya itu, lalu mencium kening nya lembut sebelum beralih menatap sang putri kecil nya di kasur, “hai cantik, lagi ngobrol ya sama mama? Seru banget yaa ngobrol nya hmm?”, yang lucu adalah bayi berjenis kelamin perempuan itu menatap sang papa seakan mengerti apa yang di katakan oleh papa nya, ia tertawa senang sembari menepuk nepuk tangan dan mengangkat kaki.

“Dia seneng banget deh perasaan liat kamu”, Yerin tertawa kecil.

“Kangen papa yaaa? Seneng banget liat papa lagi? Aduh gemes nya, anak siapa sih”, Wonwoo mengurungkan niat nya untuk mencubit pipi tembam itu karena teringat bahwa ia belum bersih bersih sepulang nya dari kantor.

“Kamu mandi dulu gih, baru naik ke kasur sini”, Yerin membantu Wonwoo sejenak, seperti mengambil tas kerja nya, merapihkan mantel yang ia pakai untuk di taruh di keranjang khusus laundry, setelah itu Yerin mengambil satu set piyama untuk Wonwoo kenakan setelah mandi.

Tidak butuh waktu lama bagi Wonwoo untuk bersih bersih di kamar mandi, pria itu segera keluar dengan piyama yang sudah disiapkan Yerin tadi sedangkan handuk menggantung di leher nya, tetesan air masih senantiasa menetes dari rambut Wonwoo. Kini Wonwoo beralih ke meja dimana Yerin biasa menggunakan skincare nya, kemudian Wonwoo mengeluarkan hairdryer dari lemari penyimpanan.

“Sini aku bantuin”, Yerin dengan cepat turun dari kasur menuju ke arah Wonwoo.

“Thank you”, balas Wonwoo saat benda yang tadi ia pegang sudah berpindah ke tangan Yerin. “how was your day?”, Wonwoo bertanya.

feels great, enjoy being a new born mother. The baby is such a bundle of happiness”, Yerin masih fokus mengeringkan rambut sang suami.

Wonwoo menatap istri nya melalui pantulan cermin, entah mengapa ia selalu merasa tenang saat melihat wajah cantik itu, kini ia dapat melihat wajah itu setiap akan tidur dan saat bangun tidur.

“Kerjaan kamu di kantor gimana?”

“Ga gimana gimana kok, udah selesai semua”

“Kamu tau ga, si bayi udah mulai belajar tengkurap loh, trus dia juga udah mulai angkat angkat kepala gitu, lucu banget”, Yerin mulai excited menceritakan tumbuh kembang sang putri kecil.

“Oh yaa? Pengen liat jugaa, pasti gemes deh”

“Aku ada rekam kok, nanti aku kasih kamu liat deh”

I never thought motherhood suits on you, but now i realize that you're a great mother for our daughter”, Wonwoo berbalik badan.

I'll always try my best, for you and for our daughter”, Yerin meletakkan hairdryer yang ia pegang.

Wonwoo kemudian memeluk Yerin, melingkari pinggang perempuan itu dengan tangan nya, “Thank you for letting me being the dad of your child, i love you and i always do”.

I love you too papa nuuu”, kemudian kedua nya asik berpelukan.

Seperti faham jika papa dan mama nya tengah berduaan di sana, Jeon Soo-Ah berguling untuk tengkurap di kasur kemudian “Pa......pa”, bayi itu berteriak memecah momen suami istri itu.

Wait, Soo-Ah manggil aku ga sih?“, Wonwoo langsung berdiri dari duduk nya.

“Hmm, kayak nya saingan aku nih. By the way, it's her first word, now go and have her”, Yerin tersenyum kecil kemudian membiarkan Wonwoo mendekati putri mereka.

Wonwoo mengangkat tubuh kecil itu dari kasur ke dalam gendongan nya, bayi perempuan itu dengan segera mengoceh namun hanya berupa gumaman yang tidak diketahui oleh siapapun.

“Kenapa cantik? Aduuu lagi ngomel yaa? Ngomel papa nya sama mama mulu? Aduu lancar banget ngomel nya sama kayak mama”, Wonwoo mendengarkan gumaman bayi itu.

“Dia cemburu sama kamu nuu, kamu belum cium dia, malah pelukan sama mama nyaa”, Yerin mendekat ke arah Wonwoo dan Soo-Ah.

“Anak papa cemburu yaaa? Hmm? Sini papa cium dulu yaaa”, Wonwoo kemudian menciumi seluruh permukaan wajah Soo-Ah yang di balas senyuman cerah, sangat mirip dengan senyuman Yerin.

“Tuh kan, seneng banget sih kamu heyy”, Yerin mengelus puncak kepala Soo-Ah.

Wonwoo naik ke kasur yang diikuti oleh Yerin dan Soo-Ah di tengah tengah mereka. “Aku gatau kalo jadi orangtua tuh semenyenangkan ini, dulu aku pernah mikir untuk ga punya anak loh padahal”, Yerin menatap jari nya yang di genggam oleh Soo-Ah.

“Karena semua bakalan menyenangkan kalo kamu ketemu orang yang tepat”

i can't argue anymore”, Yerin tertawa.

“Oh iya, besok kan libur, ajak bayi jalan jalan yuk?”, Wonwoo bersemangat.

“Kamu udah ada planning mau kemana nya?”

“Hmm, aquarium trip seru ga sih? Kayak nya Soo bakal suka deh”

“Boleh, dia juga belum pernah liat binatang laut gitu”

“Okee fix yaa, besok pagi aku booked tiket nya dulu”, Wonwoo tambah bersemangat.

“Jadi ini yang semangat jalan jalan itu, kamu atau Soo?”

“Hehehe, kan jarang aku bisa nemenin kalian jalan jalan. Biasa nya aku sibuk mulu”

“Akhir nya sadar yaaa”

“Yukk tidur, nih bayi udah ngantuk berat”, Wonwoo menatap sang putri kecil yang sudah mulai mendekati mama nya untuk minum susu sebelum tidur.

“Matiin tv nya dong sayang tolong”, Yerin bersiap untuk menidurkan Soo-Ah.

“Okay”

Malam itu ditutup dengan hangat oleh ketiga nya, tidak perlu sesuatu yang berlebihan. Wonwoo sudah sangat bahagia dapat kembali ke rumah dan memeluk keluarga kecil nya. Karena definisi rumah adalah ketika kita bersama dengan orang orang yang kita cintai ♡.

Yerin mendekat dengan cepat, seperti sebuah perintah saat mendengar suara Wonwoo, tak berlama lama, bibir Wonwoo dengan cepat menyapu seluruh bibir gadis di hadapan nya.

Aneh nya Yerin lebih merasa tertantang saat bersama Wonwoo, ada sebuah gejolak di dalam diri nya yang memaksa untuk dikeluarkan. Yerin masih terus mengikuti alur dari Wonwoo, jujur saja Yerin merasakan dominasi Wonwoo sangat kuat sekarang.

Apakah ini efek dari anggur yang mereka berdua minum? Tubuh kedua nya merasa panas hanya dengan ciuman, Wonwoo beralih mendorong tubuh Yerin untuk membalikkan keadaan, bibir kedua nya masih setia bertaut.

Yerin seakan tidak mau kalah, ia merespon semua yang dilakukan Wonwoo. Ciuman kedua nya semakin panas dan menggairahkan, tidak hanya sampai di sana tapi juga mulai merembet kemana mana, terbukti dengan kemeja Wonwoo yang sudah terbuka setengah dan dress Yerin yang sudah berantakan.

“Ahhh, g-gue kehabisan nafas”, Yerin memukul dada Wonwoo.

“Bibir lo manis juga”, Wonwoo tersenyum kecil dengan jarak wajah tidak sampai 10 cm dengan wajah Yerin.

Wajah Yerin tersipu memerah, ia ingin menutup wajah nya namun kedua tangan nya sudah berada dalam genggaman Wonwoo, aneh, sangat aneh, padahal Jun juga pernah mengatakan kata kata manis saat mereka berciuman, tetapi kenapa rasa nya berbeda dengan Wonwoo?

“Harus nya gue cobain dari dulu bibir lo, nyesel banget gue kasih Jun duluan”

“Maksud nya?”

“Gue suka sama lo, dari kita awal masuk kuliah. I was too scared to tell it, takut lo menjauh”, Wonwoo akhir nya mengaku.

“Dasar bego, padahal dulu gue juga suka sama lo. Gara gara lo ga ada respon gue malah jadian sama Jun. Jeon Wonwoo begooooo”, bibir gadis itu manyun karena kesal.

Wonwoo tersenyum kemudian mencuri 1 lumatan lembut di bibir itu, “be my valentine?”, tanya nya.

yes

Sejurus kemudian bibir kedua nya telah bersatu kembali, kali ini lebih terasa intens karena kedua nya membawa perasaan masing masing. Kemeja putih Wonwoo terlepas lebih dulu, menampilkan tubuh kekar nya yang berada di atas Yerin, sedangkan tangan perempuan itu sudah naik ke tengkuk Wonwoo untuk memperdalam ciuman.

Wonwoo masih mencari cari letak resleting dress Yerin sebelum ia membuka seluruh dress itu menampilkan tubuh polos perempuan yang baru saja menjadi kekasih nya itu. Mulut nya turun ke telinga Yerin, berbisik beberapa kata kata, kemudian merembet ke leher, membuat tanda yang ia bersumpah hanya diri nya yang boleh membuat tanda itu.

Sedangkan Yerin tetap konsisten memegang tengkuk Wonwoo sembari mulai mengeluarkan desahan halus dari bibir yang membengkak itu.

“Mau pindah ke kamar ga? Badan lo sakit nanti kalo di sini”

“Kan udah gue bilang lo tuh cocok jadi-”

“Gue udah jadi cowok lo, kalo lo lupa”

“Hehehe, sayang banget”

“Ayo pindah, gue gendong aja sini, gue ragu lo bisa jalan sendiri”

Perlahan tapi pasti Wonwoo menjatuhkan tubuh perempuan di gendongan nya itu ke kasur dengan lembut, kemudian mulai melumat bibir wanita di hadapan nya itu lagi dengan terburu buru, tangan nya juga tak tinggal diam melainkan meremas kedua gundukan di dada wanita nya.

Tak mau kalah, Yerin membalas semua perlakuan Wonwoo dengan membuka celana panjang serta boxer yang tersisa di tubuh Wonwoo menjadikan kedua nya impas dengan tubuh sama sama telanjang.

Wonwoo mematikan lampu utama kamar nya dan menyisakan lampu tidur serta lampu yang ada di sekitar kasur nya, nuansa redup yang menjadi latar kamar Wonwoo menambah panas nya situasi saat ini.

“Kayak nya ini bakal sakit, karena pertama kali buat lo, kalo sakit bilang atau teriak aja jangan ditahan, pegang tangan gue”, Wonwoo meyakinkan Yerin sekaligus meyakinkan diri nya sendiri.

Namun kemudian, “AKHHHHHHH, ANJ JEON WONWOO, SAKIT BANGET B*NGSAT, SUMPAH KALO ROBEK LO TANGGUNG JAWAB YAAA”, tidak tanggung tanggung, Yerin berteriak tepat di depan telinga Wonwoo dengan tangan yang mencengkram kuat.

Wonwoo meringis, namun tidak berani membalas. Biar bagaimanapun ia mengerti karena ini pertama kali untuk perempuan itu, pasti sakit sekali, jadi Wonwoo mendiamkan milik nya kurang lebih 10 menit sembari menenangkan Yerin.

“Udah enakan belum? Kalo enggak gue cabut aja deh, besok besok aja baru lanjut kalo udah mendingan”, Wonwoo menatap khawatir.

“Gue udah gapapa kok, lanjut aja sekarang, lo juga belum keluar sama sekali kan?”

“Oke gue lanjut yaa, abis ini udah ga sakit kok”

Begitulah kemudian permainan kedua nya berlanjut hingga tengah malam.

Happy Valentine”, ucap Wonwoo tulus kemudian mengecup puncak kepala Yerin.

“Ughh, aneh banget, tiba tiba lo jadi pacar gue”

“Sumpah ya ini cewek ga ada romantis romantis nya”

“Ini gue udah romantis banget, kapan lagi lo valentine bukan ngasih bunga atau coklat malah unboxing

“Suka suka lo deh, udah ayo tidur cepetan”

Wonwoo dan Yerin menutup hari valentine mereka itu dengan pelukan hangat di bawah bed cover, yang penting perasaan kedua nya sudah tersampaikan, jadi yaa, selamat Valentine ♡

8P.M Yerin benar benar menghampiri Wonwoo di apartemen nya, seperti yang sudah dikatakan perempuan itu di chat, ia dan sang kekasih sedang bertengkar hebat di hari valentine, keren bukan?.

Namun yang membuat gadis itu semakin kesal adalah bukan nya memiliki inisiatif untuk mengajak berbaikan, sang kekasih malah memilih pergi ke luar negeri, mungkin bersama para jalang nya eww, Yerin masih kesal mengingat kejadian minggu lalu itu.

Yerin masuk dan mendapati Wonwoo yang seperti nya baru saja pulang dari kantor, karena pria itu masih dalam balutan kemeja putih lengkap dengan dasi yang sudah sedikit kendur namun jas nya sudah terlempar di sofa. Harus Yerin akui Wonwoo terlihat sedikit attractive?. Sudah gila.

“Lo gila yaa? Ini musim dingin trus lo pake dress sependek itu, gue tau lo frustasi sama cowok lo Yerin, tapi kalo mau nyiksa diri jangan gitu juga dong”, Wonwoo cukup mendecak keras melihat apa yang gadis itu kenakan di balik padding nya.

“Bukan nya muji gue cakep atau apa gitu, malah di omelin, nyebelin banget”, Yerin mendengus kemudian beralih ke dapur untuk menaruh bawaan yang ia bawa dan segera mengambil cola di kulkas.

Belum sempat ia membuka kaleng cola nya, minuman itu telah lebih dulu ditarik oleh pria bermarga Jeon dan kemudian di kembalikan ke dalam kulkas. “Dingin, jangan minum cola”, ujar nya singkat.

“Aduh lo nih perhatian banget, jadi cowok gue aja ga sih?”, Yerin menyandarkan tubuh nya ke meja makan.

“Yakin?”, Setelah mengatakan itu Wonwoo kemudian mendekatkan tubuh nya ke arah Yerin, menghimpit gadis itu ke meja makan, semakin lama wajah nya makin condong ke wajah Yerin, membuat gadis itu menahan nafas sejenak.

Tak berniat apapun, Wonwoo hanya tersenyum kecil kemudian menarik tubuh nya berdiri tegak kembali sembari menahan tawa karena raut wajah Yerin saat ini.

“Baru segitu udah nahan nafas aja, kata nya mau jadi cewek gue?”, Wonwoo akhir nya tertawa lepas.

Kesal dengan tawa menjengkelkan pria itu, Yerin dengan cepat menendang tulang kering nya dan berlalu pergi dari dapur, “cowo gila”, umpat nya.

Yerin menghempaskan tubuh nya ke atas sofa setelah batal minum cola, ia mencoba menyalakan tv untuk mencari tontonan namun hasil nya nihil, tidak ada yang seru untuk di tonton. Akhir nya ia membiarkan tv menyala sedangkan ia hanya menatap langit langit apartemen Wonwoo.

Tidak sampai 10 menit, Wonwoo datang dari arah dapur dengan membawa 2 gelas anggur di tangan, “Woah Jeon Wonwoo, lo nih ternyata suhu ya, ga boleh minum cola tapi minum ini”, Yerin menerima uluran gelas dari tangan Wonwoo.

“Kurang asik kalo lo frustasi tapi minum nya cola”, dan Wonwoo menyusul menghempaskan tubuh ke sofa tepat di sebelah Yerin. “Mau cerita?”, Wonwoo memandang lurus ke tv.

“Kan udah gue bilang, mending lo jadi cowok gue aja ga sih? Peka banget, agak sia sia cewek di dunia ini ga ada yang mau sama lo, payah banget”.

“Mau cerita apa enggak?”

“Eh iya mauuuuuuuuu ih”

“Cepetan”

“Sabar dikit kek, gue kan butuh ngumpulin kesiapan men-”

“1......”

“IYA ANJRITTT. Jadi minggu kemaren gue ketemu cowok gue di hotel lagi ninu ninu sama cewek lain, trus yaudah bye gue marah, dia juga ga jelas gitu respon nya, inti nya gitu”.

“Putusin”

“Hah?”

“Putusin Yerin”

“Putusin siapa?”

“PUTUSIN COWOK LO JUNG YERIN!!!!”

“Oh itu, santai santai jangan ngegas”

“Gimana gue ga nge gas, lo nya lemot banget gitu”

“Ehehehe, tapi gue udah putusin kok, nih liat”, Yerin menyodorkan potongan chat diri nya dengan sang mantan. “Tadi pas di jalan mau kesini, tiba tiba kepikiran mau putus, jadi putus deh”

“Kalo udah putus ngapain lo kesini, gue kira lo mau nge galau?”

“Emang mau nge galau pliss deh Jeon Wonwoo, lo pikir abis putus bisa haha hihi langsung”

“Kelakuan lo ga kayak orang lagi galau”

“Masih bagus gue ga nangis nangis di tengah jalan di bawah guyuran hujan terus nelfonin lo tengah malem”

“Gak bakal gue angkat”

“Jahat banget”

Wonwoo tidak habis fikir dengan kelakuan perempuan yang sudah mengisi hampir setengah hidup nya ini, “yaudah trus lo mau ngapain?”

“Orang orang kalo valentine ngapain sih?”, Yerin nampak berfikir sejenak.

“Bikin anak”, jawab Wonwoo asal.

“Yaudah yuk”

“Uhuk- apaan?”, Wonwoo sedikit tersedak anggur nya.

“Kata nya bikin anak?”

“GILA LO YAA?”

“Enggak sih, cuman gue penasaran aja, gimana rasa nya?”

“Beneran stres, emang lo ga pernah apa sama cowok lo?”

“Jun? Pernah ngajak kiss tapi gue nya ga terpancing, jadi males ngelanjutin gitu”

“Lo serius?”

“Iyaaaaa, mau ngajarin gue gak? I know you are a great kisser Mr Jeon”, Yerin memainkan jemari Wonwoo.

Well, I guarantee you will feel satisfied. But this mean, it will be your first time?

“Yapsss”

Then come to me darl

Kedua nya tidak mabuk, namun tingkat kesadaran mereka sudah mulai menipis, membuat kedua nya dengan cepat tersulut nafsu hanya dengan perbincangan kecil.

Semua nya terjadi begitu cepat bagaikan angin yang bertiup. Baik Yerin maupun Joshua tidak tahu bahwa chat mereka semalam mungkin menjadi chat terakhir.

Di pagi hari Joshua sudah sangat siap dan berpenampilan rapi serta menyiapkan cincin yang sudah ia beli untuk melamar Yerin, ia sengaja tidak memberitahu pada Yerin kalau ia akan datang ke apartemen gadis itu.

Perjalanan nampak lancar saja, dengan cuaca cerah sedikit hangat namun angin berhembus kencang membuat siapapun tidak akan melepaskan jaket atau mantel mereka, Joshua juga berkendara dengan santai di jalan raya yang tidak terlalu padat orang.

Hingga kira kira di pemberhentian lampu merah, Joshua sempat berhenti menunggu perubahan lampu menjadi hijau. Namun di saat lampu menjadi hijau yang arti nya Joshua sudah bisa bergerak maju, tanpa ia sadari ada sebuah truk besar yang nampak nya melaju dengan kecepatan tinggi hingga tidak bisa menghindari lampu merah di giliran nya.

Kecelakaan itu terjadi begitu saja, mobil yang dikendarai oleh Joshua terpental dan terguling di tengah tengah jalan raya, bagian sebelah kanan nya nampak hancur parah, orang orang mulai berkumpul untuk membantu Joshua, beberapa orang juga sudah sibuk memanggil polisi serta ambulance.

Keadaan di rumah sakit cukup kacau karena ternyata korban nya tidak hanya Joshua melainkan beberapa pejalan kaki serta beberapa kurir delivery order, saat ini polisi sedang berusaha menelfon nomor yang ada di daftar nomor darurat Joshua, beruntung nya lagi hp Joshua tidak mengalami kerusakan parah walau ada beberapa keretakan.

Nomor paling atas dan yang paling meyakinkan polisi adalah kontak atas nama “Jeon Wonwoo”, tanpa basa basi dengan segera polisi itu menekan nomor Wonwoo yang langsung di angkat tanpa menunggu lama.

Halo Josh? Kenapa gue baru bangun nih”, suara Wonwoo menyapa di ujung sana.

“Halo, apakah saya benar berbicara dengan saudara Jeon Wonwoo?”

Wonwoo sempat kaget sebentar, kemudian kembali memastikan bahwa benar yang menelfon nya Joshua sebelum menjawab, “Emm iya saya sendiri, kalau boleh tahu ini siapa ya? Kenapa Hp Joshua ada di anda?

“Saya Inspektur Jang dari kepolisian, saya ingin memberi informasi bahwa saudara Joshua terlibat kecelakaan mobil pagi ini dan sedang berada di salah satu rumah sakit, mungkin saudara Wonwoo bisa menghubungi keluarga atau kerabat dari Joshua”

Wonwoo tercekat mendengar perkataan polisi itu, hah? Joshua? Kecelakaan? Pasti ini bercanda kan? Bukankah Joshua mau melamar Yerin pagi ini? Pertanyaan itu berkecamuk di batin Wonwoo, namun akal sehat nya bertindak dengan cepat. Wonwoo buru buru menghubungi Seungcheol dan Jeonghan teman Joshua untuk dapat pergi ke rumah sakit yang tadi telah di sebutkan, kemudian ia juga menghubungi orang tua Joshua di LA.

Menurut kabar dari orang tua Joshua mereka langsung memesan tiket pesawat ke Korea saat ini juga, dan baru akan tiba di sore hari nanti. Saat Wonwoo merasa bahwa ia sudah menghubungi semua yang bersangkutan ia segera bersiap untuk pergi ke rumah sakit juga, namun ia melupakan Yerin, maka dari itu ia yang sudah berada di mobil nya dengan cepat mengirimkan pesan pada gadis itu.

Mendapat balasan dari Yerin, Wonwoo tahu bahwa gadis itu pasti terguncang, maka dari itu Wonwoo memutuskan untuk menjemput Yerin dulu sebelum menyusul ke rumah sakit.


Dan benar saja saat Wonwoo sampai di apartemen Yerin, gadis itu sangat panik bahkan Wonwoo bisa merasakan kepanikan nya hanya dengan menatap kedua mata coklat gadis itu.

“Wonwoo, wonwoo plis lo bohong kan sama gue, kak Shua kenapa? Won....”, tangis Yerin pecah sewaktu Wonwoo mendekat ke arah nya.

No, he will be okay, he will be okay for you, you know that he loves you so much right?”, Wonwoo berusaha menenangkan gadis di hadapan nya. “Lo tenang dulu, baru kita pergi ke sana, udah ada Seungcheol sama Jeonghan di sana, Joshua's parents will come in the evening

Yerin lemas seakan tidak bertenaga lagi untuk menjawab, fikiran nya sudah melayang kemana mana, bahkan lutut nya tidak bertenaga membuat tubuh gadis itu bisa merosot ke lantai kalau saja Wonwoo tidak menahan pinggang nya.

“Won, ayo ke sana won, gue mau liat kak Shua, gue harus pastiin dia ga kenapa kenapa”, Yerin masih terus menangis.

“Oke oke ayo”, akhir nya Wonwoo memutuskan untuk membawa gadis itu ke rumah sakit.

Sepanjang perjalanan Yerin sama sekali tidak bisa tenang, ia berusaha menahan tangisan nya dengan menggigit kuku kuku jari, namun hal itu juga tidak bisa membuat diri nya tenang melainkan tangan nya semakin gemetar parah.

Wonwoo yang melihat itu dengan segera karena reflek untuk menggenggam tangan yang lebih kecil dari milik nya itu, Wonwoo saat ini bersumpah dan meminta maaf pada Joshua bahwa ia tidak bermaksud untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan. Yerin sendiri ingin melawan saat Wonwoo menggenggam tangan nya, namun di satu sisi ia memang membutuhkan seseorang untuk menguatkan diri nya saat ini.

Hanya butuh waktu 15 menit bagi Wonwoo untuk mengendarai mobil nya dari apartemen Yerin ke rumah sakit yang mereka tuju, sesampai nya mereka di parkiran rumah sakit yang bahkan mobil Wonwoo belum mati sepenuh nya, Yerin sudah terburu buru lari masuk ke rumah sakit, membuat Wonwoo harus dengan cepat bergerak menyusul gadis itu.

Karena keadaan rumah sakit juga cukup ramai, Yerin yang tidak lagi memperhatikan sekitar hanya lari dengan cepat menyebabkan ia menabrak beberapa orang di sana yang sedang berlalu lalang. Wonwoo mengejar gadis itu dari belakang sembari sesekali meminta maaf pada orang orang yang Yerin tabrak tadi.

Dari kejauhan Yerin dapat melihat Seungcheol dan Jeonghan yang sedang sibuk mengurus beberapa keperluan. “Kak Seungcheol!! Kak Shua dimana? Kak Shua gapapa kan? Kak, jawab kak!!”, Yerin kembali menangis.

Seungcheol kaget dengan kemunculan Yerin yang tiba tiba, namun berusaha tenang. “Sebentar ya Yerin sabar, Joshua lagi di cek sama dokter. Semoga Joshua baik baik aja yaa”.

Masih dalam keadaan panik, Wonwoo muncul dengan nafas terputus putus seperti habis naik turun namsan tower 20x, bahkan Wonwoo sendiri heran bagaimana Yerin bisa tidak kelelahan seperti diri nya? Apakah kekuatan panik bisa membuat orang tidak kelelahan?.

“Hah hah! Hadu.. i-ituhh Joshuahh gimana?”, Wonwoo berusaha bertanya walaupun nafas nya masih tersendat sendat.

“Masih di ambil tindakan, menurut diagnosa awal ada beberapa penggumpalan di otak”, Jeonghan menatap serius.

Yerin mendadak menuli, ia tidak ingin mendengar apapun tetapi ia harus tahu keadaan Joshua, Yerin berjongkok di tengah tengah 3 pria itu, tangisan nya tidak berhenti, di dalam hati nya ia juga terus memohon kepada Sang Pencipta agar Joshua dapat selamat.

Masih dalam keadaan tadi, dokter yang memeriksa Joshua akhir nya keluar, “Dengan keluarga saudara Joshua Hong?”, dokter itu menatap Seungcheol, Jeonghan dan Wonwoo bergantian.

“Kami teman teman nya dok”, Wonwoo menjawab.

“Oke, keadaan saudara Joshua tergolong parah karena terdapat beberapa penggumpalan di otak yang menyebabkan beberapa sistem saraf tidak bekerja, sementara itu saudara Joshua juga tidak merespon setiap tindakan yang kami berikan. Kami masih harus menjalankan pemeriksaan MRI untuk mengetahui apabila saudara Joshua mengalami gegar otak”, dokter itu terus menjelaskan.

Pemindai MRI (magnetic resonance imaging) adalah perangkat yang digunakan untuk mengetahui struktur internal tubuh dari jarak dekat, terutama tulang, tendon, dan jaringan lunak. Perangkat ini dapat digunakan dalam menentukan kondisi yang menyerang kepala, termasuk otak, dan sumsum tulang belakang sampai batas tertentu. Pasien yang mengalami cedera yang melibatkan kepala mungkin memerlukan tes pencitraan seperti MRI. Pemindaian dapat membantu dalam mendiagnosis luka otak dan menilai seberapa luasnya. Tindakan ini juga dapat melihat pendarahan internal atau tekanan intrakarnial yang dapat menyebabkan kematian pada saraf otak.

Yerin? Sudah tidak bisa berkata kata lagi, ia hanya berharap jika ini semua mimpi yang tidak pernah nyata, tangan dan kaki nya lemas. Jeonghan yang berada di samping Yerin dengan segera menopang gadis itu, menggandeng tangan nya agar dapat memberikan sedikit kekuatan.

Dokter itu berlalu setelah memberikan penjelasan mengenai keadaan Joshua dan tindakan yang akan mereka ambil, sementara Seungcheol akan bertindak menjadi wali pengganti untuk menandatangani dokumen pemeriksaan, Jeonghan dan Wonwoo memilih untuk menunggu serta menjaga Yerin yang masih lemas.

“Kak Han, kalo kak Shua ga bangun lagi gimana kak? Kak Shua pasti ga sayang sama aku lagi ya?”, Yerin mengadu pada Jeonghan.

“Enggak Yerin, Joshua pasti sayang banget sama Yerin, kita harus sabar yaa, Joshua pasti bangun kok, dia kangen sama Yerin jadi dia pasti bangun, tenang aja yaa”, Jeonghan mengusap kepala Yerin pelan.

Wonwoo diam, sejurus kemudian ia berjalan ke ruangan dimana Joshua di periksa tadi, keadaan Joshua cukup parah walau luka nya sudah di bersihkan, ada beberapa luka besar yang bisa di lihat Wonwoo seperti di lengan kanan, serta beberapa luka kecil di kaki.

“Josh, gue gatau harus ngapain sekarang Josh, Yerin nangis dan gue gabisa ngapa ngapain, dia cuman mau lo bukan gue, gue mohon lo harus bisa bertahan ya, gue anggap omongan lo kemaren bukan pesan terakhir, lo harus kuat, kita semua nungguin lo Josh”, Wonwoo berusaha menahan air mata nya.

Sedetik kemudian mata nya memandang sebuah kotak kecil berwarna merah khas milik salah satu brand perhiasan ternama dunia Cartier di kantong celana Joshua, Wonwoo mengambil kotak itu dan membuka nya, terdapat satu cincin kecil dengan buah permata di tengah nya, “Josh, lo bahkan belum bilang kan ke Yerin tentang cincin ini? Lo harus bertahan sampe lo bilang niat lo ke Yerin”, Wonwoo kemudian mengantongi kotak cincin itu dan keluar dari ruangan.

Setelah nya Wonwoo kembali menghampiri Jeonghan yang masih sibuk memegang Yerin, gadis itu sudah lebih tenang, walaupun wajah nya tidak menampilkan ekspresi apapun.

“Won, gue bisa liat kak Shua ga?”, Yerin bertanya.

“Boleh, tapi jangan rame rame sama jangan terlalu berisik juga”, Wonwoo menyampaikan.

Gadis itu langsung berjalan ke arah ruangan Joshua, “K-kak Shua?”, tangis Yerin kembali pecah saat diri nya melihat Joshua berbaring di hadapan nya, ia bahkan tidak mengeluarkan suara apapun walau mata nya basah akan air mata.

Sakit, satu kata itu yang menggambarkan seluruh isi hati Yerin sekarang, melihat bagaimana Joshua yang biasa nya tersenyum ramah, Joshua yang selalu menghujani nya dengan kata kata manis, Joshua yang bisa menjadi bayi manja nya, Joshua yang perhatian, kini Joshua hanya diam terbaring. Yerin menggenggam tangan yang lebih besar dari milik nya itu.

“Kak..... jangan tinggalin Yerin, kak Shua udah janji kan? Jangan tinggalin Yerin sendiri, ayo bangun, kak Shua janji mau nemenin Yerin kan? Ayo tepatin janji nya, kak Shua yang Yerin kenal ga pernah ingkar janji”

Baik Wonwoo maupun Jeonghan hanya diam melihat dari kaca pembatas luar dan tempat Joshua berbaring, tidak ada yang bisa kedua nya lakukan saat ini, bahkan 1000 kata sabar pun hanya menggema tanpa arti apabila Joshua tidak kunjung sadar.

Setelah mengantarkan Yerin ke lobby serta memastikan gadis itu pergi dengan baik, Joshua tidak segera pulang melainkan naik ke atas Rooftop seperti biasa untuk melihat sunset namun kali ini hanya sendiri.

Joshua menenangkan fikiran nya sejenak, menatap lama pada matahari jauh di sana, angin semilir meniup rambut nya berantakan, belakangan ini ia jadi sering lupa bagaimana menikmati hidup karena terlalu sibuk dengan pekerjaan di kantor.

Dalam kesunyian nya sendiri, ia dapat mendengar langkah kaki yang mendekat ke arah nya disusul dengan lemparan kaleng soda berwarna merah, untung saja refleks seorang Joshua Hong masih bagus.

Wonwoo, pria itu yang melempar Joshua dengan kaleng soda juga menghempaskan tubuh nya ke sofa di samping Joshua.

“Tumben lo naik ke sini”, Joshua membuka kaleng soda nya, tolong ingatkan ia kalau tadi siang ia sempat demam.

“Gue sering kesini, tapi biasa nya ada 2 love birds jadi gue turun lagi, kebetulan hari ini cuman 1 doang”, Wonwoo membalas.

“Hahahaha, cari pacar maka nya Won jangan sendiri mulu”

“Males ah, sibuk”

“Oiya mumpung lo ada di sini, gue sekalian pengen ngomong sih”, Joshua menatap lurus ke depan.

“Tiba tiba banget? Lo ga mungkin bilang suka ke gue kan?”, Wonwoo menolehkan kepala nya ke arah Joshua dengan tatapan aneh.

“Gila lo ya, gue punya Yerin kali plis deh”, Joshua memutar bola mata nya jengah.

“Ya siapa tau aja”

“Yaudah sekarang serius, lo tau kan gue percaya banget sama lo kayak saudara cowo gue sendiri. Won, jagain keluarga gue yaa, jagain Yerin juga, jagain perusahaan ya, incase gue ga ada lo harus bisa bikin Yerin senyum dan ketawa lagi”, Joshua menunduk.

“Apaan sih? Lagian emang lo mau kemana coba, lo tau sendiri Yerin cuma bahagia sama lo doang”

“Kalo gue bisa bikin dia bahagia berarti lo juga bisa Won, gue minta tolong yaa, jagain dia kalo gue ga ada, gue cuman percaya sama lo. Anyway gue juga tau lo suka sama Yerin kan?“, Joshua tersenyum tipis.

Wonwoo? Kaget, sejak kapan Joshua tau tentang perasaan nya pada Yerin, padahal selama ini ia sudah berusaha sekeras mungkin menahan rasa suka nya pada Yerin. “Hah? Lo denger darimana sih? Bohong itu mah hahahaha, lo percaya aja lagi”, Wonwoo tertawa canggung.

Joshua kembali mengulas senyum tipis, “gue ga butuh denger dari siapa siapa kalo nyata nya gue bisa liat sendiri dari sikap lo, gue gaboong ketika gue bilang lo harus bahagiain Yerin kalo gue ga ada”

“Emang lo mau kemana sih?”

“Ga kemana mana, ada di sini kok, cuman pengen bilang aja. Btw besok rencana nya gue mau ngelamar Yerin”

Ouch, hati Wonwoo nyeri sedikit saat mendengar kata melamar, semua galau dan doa nya setiap malam tidak dikabulkan, lagipula siapa yang mau mengabulkan doa jahat Wonwoo yang meminta agar Joshua dan Yerin putus.

“Bagus dong, congrats gue ikut seneng”

Thank You

Sunset nya cantik, but no matter what beautiful the sunset is, it signifies the end”, Wonwoo masih sibuk menatap pantulan warna orange di langit tersebut.

“*Well i agree, but i thought sunset could be the beautiful ending to start a beautiful beginning”

Hening menyelimuti kedua nya, hanya terdengar suara kendaraan lalu lalang secara samar serta hembusan angin sore.

“Hmm, Josh, gue balik duluan yaa, gue mau pergi cari makanan nih sama adek gue Seokmin”, Wonwoo memecah keheningan.

“Ah oke, hati hati yaa, titip salam buat Seokmin juga”

“Oke, lo juga jangan balik malem malem, awas masuk angin.......”, suara itu semakin melemah seiring menjauh nya Wonwoo meninggalkan Joshua sendiri dengan perasaan nya.

H-1 sebelum kejadian

Rutinitas Joshua selama beberapa bulan ini masih sama, tidak banyak perubahan yang sangat berarti, hanya lebih sibuk dari biasa nya saja karena ada projek yang baru dimulai dan harus ia pantau dengan intens.

Di pagi hari ia masih menjemput sang kekasih untuk pergi ke kantor bersama, kemudian berpisah di ruangan masing masing untuk mengurus pekerjaan mereka. Joshua menghela nafas panjang di kursi kerja milik nya, ia merasakan sedikit pusing serta mulai merasa bahwa badan nya terasa hangat, apakah ini efek karena beberapa hari ini ia bekerja terlalu lelah? ia kemudian menatap ke arah tampilan Wallpaper komputer di hadapan nya yang menampilkan diri nya dan Yerin.

Baru baru ini sekitar minggu lalu ia akhir nya menerima cincin yang ia pesan 2 bulan sebelum nya. Cincin dengan buah permata di tengah serta beberapa taburan kecil yang menjadi hiasan agar cincin itu terlihat mewah, rencana nya ia akan segera melamar sang kekasih besok.

Persiapan itu ia lakukan sendiri tanpa memberitahu Yerin tentu saja, mulai dari ia yang diam diam menemui orang tua Yerin kemudian meminta izin secara individual untuk dapat melamar putri kebanggan mereka, Joshua juga meminta izin pada orang tua nya sendiri agar semua nya berjalan dengan lancar. Lalu ia mulai menghubungi salah satu Restoran di daerah Seoul secara Private untuk mengajak Yerin Fine Dining.

Joshua gugup? Tentu saja!! Ini momen yang terjadi hanya 1x seumur hidup mana mungkin ia tidak gugup, bahkan jika bisa di gambarkan Joshua memilih untuk rapat 5 jam full di hadapan para investor. Ia mencoba untuk sesantai mungkin dan mengingat kalimat yang sudah ia siapkan 1 bulan lalu.

Sangking fokus nya, Joshua bahkan tidak mendengar ketukan pintu oleh Yerin.

“Pak Joshua? Wait Kak Shua? Kak Shua sakit yaa? Kok muka nya gitu sih? Demam? Ga enak badan? Mau air hangat gak? Kan aku udah bilang jangan terlalu dipaksa kerja nya, pulang aja ya?“, Yerin seketika heboh serta panik melihat wajah Joshua yang sulit digambarkan.

Hey hey Yerin listen to me darl, don't be in panic

“Gimana ga panik! Muka kamu kayak udah mau pingsan gitu loh”, Yerin buru buru menyentuh dahi atasan nya itu. “Tuh kan ini tuh rada panas loh, udah minum obat belum? Eh tunggu, kamu udah makan siang belum?”

Wah, Joshua seketika diam tidak bisa berkutik, jujur saja ia lupa makan siang padahal tadi Yerin sudah mengingatkan nya lebih dari 5x. Dan perlu dicatat jika Yerin cukup sensitif pada jam makan siang nya.

“Oh... umm itu, t-tadi mau makan sih”, Joshua tidak merasa mampu melanjutkan kalimat nya saat melihat Yerin menatap nya tajam.

“Apa? Belum makan kan? Kamu tuh yaa udah berulang kali aku bilangin, kerja boleh tapi jangan lupa makan siang nanti kamu sakit. Sekarang kamu diem di sini siapin obat nya aku ambil makan siang buat kamu”, ucapan Yerin bagaikan perintah yang tak mampu Joshua bantah.


Setelah selesai urusan makan siang, Yerin menyuruh Joshua untuk tidak bekerja terlebih dulu sembari menunggu reaksi obat nya. Terdengar seperti Yerin yang bos bukan? Well, jika di situasi sekarang Joshua tidak bisa melawan apa apa.

Untung nya adalah Joshua punya ruangan pribadi di belakang lemari dokumen, membuat ia bisa terlelap sejenak untuk mengistirahatkan tubuh yang lelah.

Hingga jam pulang kantor tiba, Joshua baru terbangun dengan perasaan lebih segar dari sebelum nya, ia merasakan bahwa panas di tubuh nya sudah turun. Saat sedang meregangkan tubuh dan beranjak berdiri, ia mendengar samar samar suara dari ruang kantor nya.

Joshua melangkahkan kaki keluar dan mendapati bahwa Yerin sedang membereskan sisa sisa pekerjaan dan dokumen yang berserakan di atas meja milik nya tadi, Joshua diam sejenak memandangi punggung gadis itu, ah, Yerin entah bagaimana cara gadis itu bisa memikat diri nya, padahal ia di kenal cukup dingin pada wanita.

Puas memandangi punggung Yerin, Joshua melangkahkan kaki ke arah meja nya kemudian memeluk tubuh Yerin di belakang membuat gadis itu sempat terkejut sejenak.

“Kak Shuaa!! Bikin kaget aja deh, eh iya coba aku liat udah turun belum demam nya sini”, Yerin mencoba memutar tubuh nya untuk melihat Joshua.

“Udah turun kok, jangan berubah, sebentar aja aku mau kayak gini dulu”, Joshua membenamkan kepala nya di perpotongan leher Yerin.

Kira kira 15 menit hingga Yerin memberitahukan kalau kaki nya keram barulah Joshua melepaskan posisi mereka dan berpindah posisi.

“Aku hari ini pulang duluan yaaa, aku mau pergi sama temen temen aku sebentar”, Yerin balas melingkarkan tangan nya di pinggang Joshua.

“Ga pulang malem malem kan? Mau aku anter?”

“Enggak kok, kamu pulang aja yaaa istirahat yang bener di rumah biar ga tambah parah”

“Okeyy, hati hati yaa nanti, kalo ada apa apa telfon aku atau kalo mau di jemput juga telfon aja”, setelah nya Joshua mencuri satu ciuman dari bibir sang kekasih.

Waktu sudah menunjukkan 17.20 ketika para pegawai sudah siap untuk kembali ke rumah masing masing setelah seharian bekerja di kantor. Namun tidak dengan 2 manusia yang malah asik naik ke lantai paling atas kantor.

Joshua dan Yerin memang memiliki kebiasaan yang cukup unik, jika kebanyakan pasangan akan memilih dinner atau jalan jalan ke tempat bagus lain nya, mereka berdua lebih memilih Rooftop kantor sebagai tempat ternyaman nya.

Rooftop itu bersih, ada beberapa bangku bangku kecil yang memang sengaja di taruh di sana, dengan desain minimalis serta comfy yang menempatkan beberapa sofa, dengan kanopi yang menutupi panas atau hujan namun juga ada bagian yang tanpa penutup.

Dengan konsep minimalis klasik serta nuansa anak muda membuat tempat itu sangat nyaman sekali, Joshua dan Yerin sangat sering mampir ke sana bahkan hampir setiap hari sekedar untuk melihat sunset dan pinwheel yang letak nya terlihat jika dari ketinggian sana.

How was your day? Is everything good?”, Joshua menghempaskan tubuh nya ke salah satu sofa.

Like usual, kamu? Rapat nya lancar tadi?“, Yerin melangkahkan kaki nya untuk mengambil botol air minum yang disediakan.

“Lancar kok, mungkin bulan depan udah bisa di mulai proyek nya”, Joshua menatap Yerin yang masih berdiri. “Sini duduk, ga pegel ya kamu pake heels seharian?”

“Pegel sih, tapi gapapa, kan resiko karena aku kerja juga”, Yerin ikut melemparkan tubuh nya ke sofa tepat di sebelah Joshua.

The sunset always pretty, like you

“Jujur kamu belajar gombal dari mana sih? Seharian kamu gombal muluu tau ga”

“Ga belajar, keluar sendiri pas liat kamu”

Yerin memutar bola mata nya jengah, kemudian menyenderkan kepala nya di bahu Joshua sembari tetap memperhatikan matahari yang perlahan menyembunyikan diri, warna semburat orange terlihat sangat indah di mata kedua nya.

“Kak Shua”, Yerin tiba tiba berucap memecah keheningan.

“Yaa?”, Joshua membalas lembut.

“Gapapa sih, cuman mau manggil aja. Aku suka manggil kak Shua kak Shua, it looks suitable in you

Joshua tersenyum sembari mengusap kepala Yerin, “Aku berharap banget kita bisa gini terus, makasih ya udah mau jadi pacar aku sekaligus sekretaris aku, pasti berat kan jalanin 2 peran sekaligus?”

“Enggak sama sekali, aku malah seneng banget aku bisa selalu di samping Kak Shua. Thank You for everything you have done for me

“Yaudah yuk turun, udah jam 7 malem nih, matahari nya udah tidur dan udah waktu nya kita isi perut sekarang”

Okayy let's go

“Joshu..........a”, tepat di saat Joshua masih merangkul sekretaris nya itu pintu ruangan kerja Joshua terbuka menampilkan sesosok pria yang cukup tidak disukai Yerin.

“Wonwoo, gue udah bilang ga sih sama lo buat ketok pintu dulu kalo mau masuk?”, Joshua menghela nafas setelah melihat orang yang masuk ke ruangan nya.

“Udah, lagian lo mesra mesraan kok di kantor. Untung gue yang masuk, coba pegawai lain pas lo lagi yang lebih intim misal nya”, Wonwoo berjalan cuek ke arah meja kerja Joshua.

“Itu materi meeting hari ini ya?“, Yerin yang penasaran tentang kertas di tangan Wonwoo pun bertanya.

“Iya nih, lo kelamaan ngambil nya. Harus nya potong gaji 5% sih”

Yerin menatap pria itu sebal, dasar nya sedari dulu ia dan Wonwoo memang tidak begitu akur, Yerin pernah bilang kalau ia tidak begitu menyukai style Wonwoo yang selalu serba hitam, kalau kata Yerin sudah seperti penjaga rumah hantu. Selain itu bagaimana gaya Wonwoo bicara yang terlalu asal tidak seperti Joshua yang soft spoken membuat Yerin merasa kalau diri nya tidak akan terlalu cocok jika terlalu berdekatan dengan Wonwoo.

“Udah udah, Wonwoo lo balik deh sana, thanks ya udah di bawain, tar lagi gue ke ruangan meeting nya”, Joshua berujar yang di tanggapi dengan anggukan santai dari Wonwoo sembari melenggang keluar ruangan.

“Kenapa sih temen kamu Wonwoo Wonwoo itu nyebelin banget? Kayak aneh aja gitu deh”

“Ssstt, Wonwoo orang nya baik kok cuman ya emang rada cuek cuek asal ceplas ceplos aja kalo ngomong”, Joshua menyelipkan beberapa helai rambut Yerin yang terjatuh.

“Oh iyaa, kamu mau makan siang dimana? Biar aku reserved dulu kalo bisa”

“Hmm, terserah kamu deh, aku ikutin pilihan kamu hari ini”

“Hmm okay. Sekarang mendingan kamu ke ruangan meeting gih, aku juga mau lanjut kerjaan aku”, Yerin bangkit berdiri dari sofa.

“Tunggu dulu”, Joshua kembali menarik tubuh mungil itu kedalam dekapan nya, “Kenapa ya aku tuh bawaan nya gabisa jauh jauh dari kamu, kangen mulu gitu, pengen aku masukin ke kantong kemeja aku aja”, Joshua mencium puncak kepala Yerin setelah nya.

“Emang ya dasar, udah belajar jadi tukang gombal kamu tuh”, Yerin tertawa kecil.

“Biarin, yang penting gombal nya buat kamu”

Beberapa bulan sebelum kejadian

Hong Joshua atau yang akrab disapa Joshua merupakan seorang CEO perusahaan ternama di Seoul, Korea Selatan. Pagi ini pria itu terlihat sudah rapih dengan setelan kantor nya, kemeja putih keluaran salah satu brand ternama juga celana hitam panjang, tidak lupa sebuah jam tangan yang melingkar dengan baik di pergelangan tangan kiri nya.

“Jadi apa jadwal hari ini sayang?”, Joshua menolehkan kepala ke wanita di sebelah kanan nya.

“Josh... Um.. maksudku Pak Joshua, ini sudah jam kantor jadi tolong bersikap biasa saja”

Joshua tidak membalas melainkan hanya tertawa ringan menampilkan senyuman hangat, wanita di sebelah nya itu adalah sekretaris sekaligus kekasih hati. Tidak heran jika Joshua bersikap seperti itu di kantor.

Sedikit tentang sekretaris Joshua, wanita itu bernama Jung Yerin, gadis dengan segala macam kesederhanaan nya yang mampu memikat hati Joshua, memiliki senyum sehangat matahari pagi dan juga sifat ceria serta tulus dalam hal apapun. Gadis itu merupakan adik tingkat Joshua pada saat kuliah dulu, sedangkan kisah romansa mereka sendiri terjadi di tahun ke 3 Yerin kuliah.

Mari kembali ke kenyataan sekarang, kedua nya sedang berada di lift bersama beberapa pegawai kantor lain nya. Joshua sendiri memang tidak membedakan lift antara pegawai biasa dan diri nya, well, pegawai biasa juga manusia bukan?

“Pak Shua hari ini ada jadwal meeting internal dengan divisi keuangan terkait projek di awal tahun nanti, juga presentasi untuk proyek di daerah Busan akan dilakukan hari ini, hasil presentasi akan dibagikan pribadi ke email Bapak”, Yerin menjelaskan pada Shua.

Noted, terimakasih sekretaris Jung, aku harap kau tidak melupakan kalau kita ada janji makan siang berdua hari ini bukan?“, setelah mengatakan itu Joshua menjawil hidung Yerin dan segera keluar dari pintu lift yang sudah terbuka. Meninggalkan Yerin dengan rasa malu sekaligus salting, ayolah rona merah di pipi nya tampak terlalu nyata sekarang, membuat beberapa karyawan di dalam lift ikut senyum senyum pada nya.

Saat sadar, Yerin segera dengan cepat melangkahkan kaki nya mengejar Joshua yang sudah hampir masuk ke ruangan kerja pribadi nya.

“Ih nyebelin bangettttt, bisa bisa nya kamu begitu depan banyak karyawan, aku malu tauu”, Yerin melipat tangan nya di depan dada.

are you blushing?”, Joshua dengan santai nya bertanya.

“Nanya lagi, siapa coba yang ga blushing kalo di gituin”, Yerin masih melancarkan aksi protes nya dengan bibir yang sudah maju 5 cm.

“Oww oww ada anak bebek di ruangan aku yaa? Aku tebak pasti anak bebek nya lagi ngambek kan?”, Joshua bangkit dari posisi nya yang duduk di bangku kerja jadi menghampiri Yerin di sofa.

“Gatau ah, padahal aku udah bilang yaa kalo di kantor tuh biasa aja gitu loh, nanti banyak yang bilang aku gak profesional kerja nya”.

“Emang kamu gak profesional kan?“, Joshua menjawab membuat Yerin membulatkan mata nya lebar lebar, namun sebelum Yerin protes, Joshua melanjutkan perkataan nya lagi “kamu kalo kerja serius suka bikin aku jatuh hati terus, kan repot perasaan aku nya”.

“Arghhh, kak Shua!!!! Belajar dari mana sih kamu gombal gitu?”, Yerin frustasi.

Joshua tertawa kecil dan membawa gadis itu dalam rangkulan nya, “aku tuh gak gombal sayang, ini beneran dari hati paling dalam aku”.

Yerin memilih menutupi wajah nya di dada bidang Joshua menyembunyikan fakta bahwa lagi lagi pipi nya memerah seperti kepiting rebus.

Ya begitulah kira kira perjuangan singkat Yerin demi masuk ke klub melukis yang ada di kampus nya. Demi melihat sang pujaan hati Hong Joshua.

Sedikit deskripsi tentang Joshua, laki laki berdarah Korea 100% namun lahir dan besar di kota Los Angeles, California, Amerika Serikat hingga tidak membuat kita terkejut jika mendengar pria itu sangat fluent sekali dalam berbahasa Inggris. Joshua memiliki senyum yang manis dan mampu menyihir siapapun yang melihat senyum itu, kemampuan nya juga seimbang di bidang akademik ataupun non akademik, anak tunggal yang gosip nya merupakan pewaris salah satu perusahan terbesar di Amerika Serikat, selain senyum yang manis, Joshua juga terkenal akan sifat nya yang sangat lembut serta tegas di saat bersamaan, namun sayang nya Joshua terlalu pendiam hingga tidak banyak berekspresi kecuali di hadapan teman teman dekat nya, bahkan ada rumor yang mengatakan kalau ia pacaran dengan teman 1 geng nya Sowon.

Well, jika dilihat dari deskripsi di atas mungkin terlihat sangat melebih lebihkan ya? Namun itu fakta, catat besar besar yaa FAKTA!!, wanita mana yang tidak penasaran dengan Joshua? Bohong kalau setidak nya kau tidak melirik Joshua barang 5 detik saja.

Yerin, gadis yang termasuk golongan pintar di angkatan nya juga menjadi salah satu jajaran wanita yang penasaran tingkat maksimal pada Joshua. Kisah ini berawal dari Yerin yang langsung terpincut pesona Joshua pada saat awal masuk kuliah, karena terlalu penasaran tapi tidak ada celah untuk mengenal jadilah ia harus usaha dengan 1001 effort.

Dan kini peluang itu terbuka dengan lebar di depan mata nya, klub melukis yang di ketuai langsung oleh Joshua sedang membuka rekrut untuk anggota baru. Hmm kemampuan Yerin juga tidak bisa di remehkan walau tidak sejago itu, minimal ia bisa melukis 2 gunung 1 matahari dan sawah serta jalanan di tengah tengah.

“Permisi kak, saya bisa daftar ga ya?”, Yerin menyapa dengan ramah pria di hadapan nya.

“Sebentar ya, coba kamu ke orang yang di sebelah sana deh. Soal nya pendaftaran di sana”, pria dengan senyuman manis itu mengarahkan Yerin ke meja pendaftaran di sebelah kiri nya.

Lembut, satu kata itu menggambarkan suara Joshua di mata Yerin, kini gadis itu beralih ke arah yang ditunjuk Joshua tadi sembari tetap memikirkan senyuman yang membekas di hati nya. Di senyumin sedetik kepikiran 1 tahun.

Langkah terakhir Yerin untuk masuk ke klub melukis sudah selesai, yang arti nya ia sudah resmi menjadi bagian dari klub melukis atau dalam kata lain langkah nya untuk mendekati Joshua semakin di depan.

Sekarang yang harus gadis itu fikirkan adalah apa sajakah peralatan yang harus ia beli untuk melukis? Masalah nya ia buta seni sekali, mana tahu kalau di suruh beli alat alat kesenian.

Di saat sedang bengong sambil berfikir, Yerin tidak sadar jika ia berjalan di tengah tengah halaman kampus hingga menyebabkan diri nya tertabrak orang lain hingga terjatuh, bahkan beberapa barang di tangan nya terjatuh. Seakan tidak perduli, orang yang menabrak Yerin itu hanya berjalan cuek saja tanpa repot repot menanyakan keadaan Yerin.

ugh menyebalkan sekali”, bisik Yerin dalam hati. Untung saja ia sedang dalam suasana hati yang bagus hari ini.

Saat sedang membereskan barang nya yang berhamburan, tiba tiba satu tangan terulur untuk mengambil barang barang Yerin yang ada di jalanan. Untung saja Yerin bukan orang dengan reflek cepat untuk memukul, coba bayangkan jika ia reflek memukul orang tersebut karena orang tersebut adalah HONG JOSHUA, iya catat baik baik yaa.

“Kamu gapapa? Kayak nya tadi tuh agak kenceng deh nabrak nya”

“E-eh? Hngg, gapapa kok kak”

“Tapi tangan kamu luka loh itu telapak nya, ga sakit?”

Jujur saja Yerin sendiri baru sadar kalau telapak nya luka saat di beritahu Joshua. “Ehmm ini gapapa kok kak, cuma luka kecil, nanti di obatin dikit juga sembuh”

“Okeyy, habis ini langsung pulang yaa. Takut infeksi soal nya kalo ga di obatin, tapi bener kan kamu mau langsung pulang?”

“Enggak sih, saya rencana nya mau beli alat alat melukis dulu”, Yerin sedikit ragu.

“Oya? Mau bareng? Kebetulan aku juga mau pergi beli alat melukis nih”

Deg, mimpi apa Yerin semalam? Apakah kekuatan doa nya sudah terkabul? Joshua baru saja menawari nya untuk pergi bersama dan yang kedua, Joshua berbicara aku bukan saya. Tolong siapapun pukul kepala Yerin sekarang agar ia sadar.

“Kalo kak Josh(?)”, Yerin sedikit ragu untuk memanggil nama nya.

“Shua aja”, laki laki itu tersenyum simpul, menambah kadar manis wajah nya.

“Okey kak Shua, kalo kak Shua ga keberatan gapapa sih”

“Enggak lah, nama kamu siapa ya? Kayak nya kita belum kenalan deh”

Mampus”, Yerin agak kaget sedikit, ia lupa kalau mereka belum berkenalan secara resmi. Bagaimana mungkin ia langsung tahu nama Joshua? Ayolah otak Yerin kita bekerja sama dengan baik.

“Eh iya ya? Nama aku Jung Yerin kak, panggil Yerin aja”, Yerin tersenyum kikuk.

“Oke Yerin, bisa bangun sendiri kan?” Joshua memiringkan kepala nya untuk melihat wajah Yerin.

Yerin sadar jika posisi nya masih duduk di jalanan dan Joshua yang tengah menekuk satu kaki nya berlutut di hadapan Yerin, pantas saja Joshua bertanya begitu.

Yerin buru buru bangkit dan berdiri setelah menepuk beberapa debu yang menempel di baju nya, kemudian tersenyum canggung ke arah Joshua. Setelah sempat basa basi dulu, kedua nya langsung berjalan menuju ke halte bus bersama.

Sepanjang perjalanan, baik Joshua maupun Yerin terlibat percakapan yang seru. Beberapa hal dari Joshua yang Yerin baru tahu, Joshua itu sangat sopan bahkan dalam hal hal kecil misalnya, saat Joshua tidak sengaja menabrak pelan tubuh Yerin saat mereka berdiri di bus, pria itu terus saja meminta maaf walau Yerin sudah berkata tidak apa apa, atau saat ia harus membuat Yerin menunggu untuk mengikat tali sepatu nya yang terlepas, dan bahkan hal hal kecil lain nya. Yerin rasa kalau saja ia menghitung sudah berapa banyak Joshua minta maaf hari ini, ia sudah bisa mendapat 2 lusin gelas cantik. Selain sopan, Joshua juga cukup gentle menurut Yerin.

Sampai nya di sebuah toko yang tidak terlalu kecil namun tidak begitu besar juga, toko ini sebenar nya adalah langganan Joshua saat sedang butuh peralatan melukis. Berhubung Yerin tidak tahu apa apa, ya, jadilah ia hanya mengekor saja.

“Hmm kak...”, Yerin sedikit ragu untuk memanggil.

“Iyaa?”

“Mau minta tolong dong hehehe”

Okayy wait, what can i do for you?”, Joshua langsung mengalihkan fokus nya menjadi menghadap pada Yerin dan menatap kedua mata gadis itu. Yerin sempat salah tingkah karena nya.

“Boleh rekomendasiin ga alat melukis untuk pemula?”

“Ah itu, hmm sebener nya yang kamu butuhin banget tuh yaa, kuas, palet, kanvas, oh iya cat jugaa, aku saranin pake cat acrylic dulu aja. Buat standee nya di klub melukis kita udah di sediain kok, jadi kamu ga perlu beli lagi, sementara itu aja dulu nanti yang lain lain nya bisa di beli berjalan seiring waktu kok”, Joshua menunjukkan satu persatu barang yang di butuhkan Yerin.

Mungkin sekitar 1 jam kedua nya berada di toko tersebut, karena selain menjual peralatan melukis toko tersebut juga memiliki seperti mini cafe dengan nuansa soft menenangkan.

“Yerin, kenapa kamu pilih klub melukis?”, Joshua tiba tiba bertanya.

“Uhuk..uhuk”, Yerin yang sedang menyeruput minuman di hadapan nya terbatuk saat Joshua menanyakan pertanyaan barusan.

“Eh? Pelan pelan Yerin, sakit ga dada nya?”, Joshua refleks berdiri ke belakang Yerin untuk mengusap punggung gadis itu pelan.

“Gapapa kok kak, cuman batuk dikit doang”

Joshua menatap ragu pada gadis itu namun sejurus kemudian ia kembali duduk di hadapan gadis itu lagi seperti tadi.

“Hmm pengen coba aja melukis, tapi ada alasan lain nya. Okee anggap aja aku gatau malu karena ngomong ini pas awal kita kenal, aku masuk klub melukis karena interesting sama kak Shua”

Joshua masih setia mendengarkan walau sedikit terkejut.

“Aku sering banget denger rumor kalo kak Shua galak, diem, dingin dan rumor lain nya, aku mau buktiin kalo kak Shua ga gitu, dan ternyata aku bener kan? Kak Shua ga kayak rumor yang di sebut. Well mungkin ini kedengeran aneh, tapi ya begitu”, Yerin meringis kecil.

Joshua tidak menjawab melainkan hanya tertawa kecil, “kamu lucu, jarang jarang ada yang bisa jujur kayak gini. Kayak nya aku harus apresiasi keberanian kamu deh, untuk rumor, aku sendiri bahkan sering denger rumor kayak gitu di kampus sih, you know? We can't control the other people opinion for us

Yerin tersenyum ramah, “jadi kita boleh temenan?”.

“Siapa yang bilang ga boleh? Kalau mau lanjut jadi temen hidup juga boleh, tapi berproses yaa”, Joshua tersenyum jahil di akhir kata kata nya.

“Kak Shua!!!!!”

Joshua sendiri masih asik tertawa karena perempuan di hadapan nya itu.

Untuk sekarang mari biarkan mereka menikmati waktu mereka serta saling mengenal lebih dalam satu sama lain, yang terpenting adalah sejauh apapun kamu mendengar rumor atau perkataan tentang seseorang, kamu tidak akan boleh langsung percaya sebelum membuktikan nya yaaa.