Semua nya terjadi begitu cepat bagaikan angin yang bertiup. Baik Yerin maupun Joshua tidak tahu bahwa chat mereka semalam mungkin menjadi chat terakhir.
Di pagi hari Joshua sudah sangat siap dan berpenampilan rapi serta menyiapkan cincin yang sudah ia beli untuk melamar Yerin, ia sengaja tidak memberitahu pada Yerin kalau ia akan datang ke apartemen gadis itu.
Perjalanan nampak lancar saja, dengan cuaca cerah sedikit hangat namun angin berhembus kencang membuat siapapun tidak akan melepaskan jaket atau mantel mereka, Joshua juga berkendara dengan santai di jalan raya yang tidak terlalu padat orang.
Hingga kira kira di pemberhentian lampu merah, Joshua sempat berhenti menunggu perubahan lampu menjadi hijau. Namun di saat lampu menjadi hijau yang arti nya Joshua sudah bisa bergerak maju, tanpa ia sadari ada sebuah truk besar yang nampak nya melaju dengan kecepatan tinggi hingga tidak bisa menghindari lampu merah di giliran nya.
Kecelakaan itu terjadi begitu saja, mobil yang dikendarai oleh Joshua terpental dan terguling di tengah tengah jalan raya, bagian sebelah kanan nya nampak hancur parah, orang orang mulai berkumpul untuk membantu Joshua, beberapa orang juga sudah sibuk memanggil polisi serta ambulance.
Keadaan di rumah sakit cukup kacau karena ternyata korban nya tidak hanya Joshua melainkan beberapa pejalan kaki serta beberapa kurir delivery order, saat ini polisi sedang berusaha menelfon nomor yang ada di daftar nomor darurat Joshua, beruntung nya lagi hp Joshua tidak mengalami kerusakan parah walau ada beberapa keretakan.
Nomor paling atas dan yang paling meyakinkan polisi adalah kontak atas nama “Jeon Wonwoo”, tanpa basa basi dengan segera polisi itu menekan nomor Wonwoo yang langsung di angkat tanpa menunggu lama.
“Halo Josh? Kenapa gue baru bangun nih”, suara Wonwoo menyapa di ujung sana.
“Halo, apakah saya benar berbicara dengan saudara Jeon Wonwoo?”
Wonwoo sempat kaget sebentar, kemudian kembali memastikan bahwa benar yang menelfon nya Joshua sebelum menjawab, “Emm iya saya sendiri, kalau boleh tahu ini siapa ya? Kenapa Hp Joshua ada di anda?“
“Saya Inspektur Jang dari kepolisian, saya ingin memberi informasi bahwa saudara Joshua terlibat kecelakaan mobil pagi ini dan sedang berada di salah satu rumah sakit, mungkin saudara Wonwoo bisa menghubungi keluarga atau kerabat dari Joshua”
Wonwoo tercekat mendengar perkataan polisi itu, hah? Joshua? Kecelakaan? Pasti ini bercanda kan? Bukankah Joshua mau melamar Yerin pagi ini? Pertanyaan itu berkecamuk di batin Wonwoo, namun akal sehat nya bertindak dengan cepat. Wonwoo buru buru menghubungi Seungcheol dan Jeonghan teman Joshua untuk dapat pergi ke rumah sakit yang tadi telah di sebutkan, kemudian ia juga menghubungi orang tua Joshua di LA.
Menurut kabar dari orang tua Joshua mereka langsung memesan tiket pesawat ke Korea saat ini juga, dan baru akan tiba di sore hari nanti. Saat Wonwoo merasa bahwa ia sudah menghubungi semua yang bersangkutan ia segera bersiap untuk pergi ke rumah sakit juga, namun ia melupakan Yerin, maka dari itu ia yang sudah berada di mobil nya dengan cepat mengirimkan pesan pada gadis itu.
Mendapat balasan dari Yerin, Wonwoo tahu bahwa gadis itu pasti terguncang, maka dari itu Wonwoo memutuskan untuk menjemput Yerin dulu sebelum menyusul ke rumah sakit.
Dan benar saja saat Wonwoo sampai di apartemen Yerin, gadis itu sangat panik bahkan Wonwoo bisa merasakan kepanikan nya hanya dengan menatap kedua mata coklat gadis itu.
“Wonwoo, wonwoo plis lo bohong kan sama gue, kak Shua kenapa? Won....”, tangis Yerin pecah sewaktu Wonwoo mendekat ke arah nya.
“No, he will be okay, he will be okay for you, you know that he loves you so much right?”, Wonwoo berusaha menenangkan gadis di hadapan nya. “Lo tenang dulu, baru kita pergi ke sana, udah ada Seungcheol sama Jeonghan di sana, Joshua's parents will come in the evening“
Yerin lemas seakan tidak bertenaga lagi untuk menjawab, fikiran nya sudah melayang kemana mana, bahkan lutut nya tidak bertenaga membuat tubuh gadis itu bisa merosot ke lantai kalau saja Wonwoo tidak menahan pinggang nya.
“Won, ayo ke sana won, gue mau liat kak Shua, gue harus pastiin dia ga kenapa kenapa”, Yerin masih terus menangis.
“Oke oke ayo”, akhir nya Wonwoo memutuskan untuk membawa gadis itu ke rumah sakit.
Sepanjang perjalanan Yerin sama sekali tidak bisa tenang, ia berusaha menahan tangisan nya dengan menggigit kuku kuku jari, namun hal itu juga tidak bisa membuat diri nya tenang melainkan tangan nya semakin gemetar parah.
Wonwoo yang melihat itu dengan segera karena reflek untuk menggenggam tangan yang lebih kecil dari milik nya itu, Wonwoo saat ini bersumpah dan meminta maaf pada Joshua bahwa ia tidak bermaksud untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan. Yerin sendiri ingin melawan saat Wonwoo menggenggam tangan nya, namun di satu sisi ia memang membutuhkan seseorang untuk menguatkan diri nya saat ini.
Hanya butuh waktu 15 menit bagi Wonwoo untuk mengendarai mobil nya dari apartemen Yerin ke rumah sakit yang mereka tuju, sesampai nya mereka di parkiran rumah sakit yang bahkan mobil Wonwoo belum mati sepenuh nya, Yerin sudah terburu buru lari masuk ke rumah sakit, membuat Wonwoo harus dengan cepat bergerak menyusul gadis itu.
Karena keadaan rumah sakit juga cukup ramai, Yerin yang tidak lagi memperhatikan sekitar hanya lari dengan cepat menyebabkan ia menabrak beberapa orang di sana yang sedang berlalu lalang. Wonwoo mengejar gadis itu dari belakang sembari sesekali meminta maaf pada orang orang yang Yerin tabrak tadi.
Dari kejauhan Yerin dapat melihat Seungcheol dan Jeonghan yang sedang sibuk mengurus beberapa keperluan. “Kak Seungcheol!! Kak Shua dimana? Kak Shua gapapa kan? Kak, jawab kak!!”, Yerin kembali menangis.
Seungcheol kaget dengan kemunculan Yerin yang tiba tiba, namun berusaha tenang. “Sebentar ya Yerin sabar, Joshua lagi di cek sama dokter. Semoga Joshua baik baik aja yaa”.
Masih dalam keadaan panik, Wonwoo muncul dengan nafas terputus putus seperti habis naik turun namsan tower 20x, bahkan Wonwoo sendiri heran bagaimana Yerin bisa tidak kelelahan seperti diri nya? Apakah kekuatan panik bisa membuat orang tidak kelelahan?.
“Hah hah! Hadu.. i-ituhh Joshuahh gimana?”, Wonwoo berusaha bertanya walaupun nafas nya masih tersendat sendat.
“Masih di ambil tindakan, menurut diagnosa awal ada beberapa penggumpalan di otak”, Jeonghan menatap serius.
Yerin mendadak menuli, ia tidak ingin mendengar apapun tetapi ia harus tahu keadaan Joshua, Yerin berjongkok di tengah tengah 3 pria itu, tangisan nya tidak berhenti, di dalam hati nya ia juga terus memohon kepada Sang Pencipta agar Joshua dapat selamat.
Masih dalam keadaan tadi, dokter yang memeriksa Joshua akhir nya keluar, “Dengan keluarga saudara Joshua Hong?”, dokter itu menatap Seungcheol, Jeonghan dan Wonwoo bergantian.
“Kami teman teman nya dok”, Wonwoo menjawab.
“Oke, keadaan saudara Joshua tergolong parah karena terdapat beberapa penggumpalan di otak yang menyebabkan beberapa sistem saraf tidak bekerja, sementara itu saudara Joshua juga tidak merespon setiap tindakan yang kami berikan. Kami masih harus menjalankan pemeriksaan MRI untuk mengetahui apabila saudara Joshua mengalami gegar otak”, dokter itu terus menjelaskan.
Pemindai MRI (magnetic resonance imaging) adalah perangkat yang digunakan untuk mengetahui struktur internal tubuh dari jarak dekat, terutama tulang, tendon, dan jaringan lunak. Perangkat ini dapat digunakan dalam menentukan kondisi yang menyerang kepala, termasuk otak, dan sumsum tulang belakang sampai batas tertentu. Pasien yang mengalami cedera yang melibatkan kepala mungkin memerlukan tes pencitraan seperti MRI. Pemindaian dapat membantu dalam mendiagnosis luka otak dan menilai seberapa luasnya. Tindakan ini juga dapat melihat pendarahan internal atau tekanan intrakarnial yang dapat menyebabkan kematian pada saraf otak.
Yerin? Sudah tidak bisa berkata kata lagi, ia hanya berharap jika ini semua mimpi yang tidak pernah nyata, tangan dan kaki nya lemas. Jeonghan yang berada di samping Yerin dengan segera menopang gadis itu, menggandeng tangan nya agar dapat memberikan sedikit kekuatan.
Dokter itu berlalu setelah memberikan penjelasan mengenai keadaan Joshua dan tindakan yang akan mereka ambil, sementara Seungcheol akan bertindak menjadi wali pengganti untuk menandatangani dokumen pemeriksaan, Jeonghan dan Wonwoo memilih untuk menunggu serta menjaga Yerin yang masih lemas.
“Kak Han, kalo kak Shua ga bangun lagi gimana kak? Kak Shua pasti ga sayang sama aku lagi ya?”, Yerin mengadu pada Jeonghan.
“Enggak Yerin, Joshua pasti sayang banget sama Yerin, kita harus sabar yaa, Joshua pasti bangun kok, dia kangen sama Yerin jadi dia pasti bangun, tenang aja yaa”, Jeonghan mengusap kepala Yerin pelan.
Wonwoo diam, sejurus kemudian ia berjalan ke ruangan dimana Joshua di periksa tadi, keadaan Joshua cukup parah walau luka nya sudah di bersihkan, ada beberapa luka besar yang bisa di lihat Wonwoo seperti di lengan kanan, serta beberapa luka kecil di kaki.
“Josh, gue gatau harus ngapain sekarang Josh, Yerin nangis dan gue gabisa ngapa ngapain, dia cuman mau lo bukan gue, gue mohon lo harus bisa bertahan ya, gue anggap omongan lo kemaren bukan pesan terakhir, lo harus kuat, kita semua nungguin lo Josh”, Wonwoo berusaha menahan air mata nya.
Sedetik kemudian mata nya memandang sebuah kotak kecil berwarna merah khas milik salah satu brand perhiasan ternama dunia Cartier di kantong celana Joshua, Wonwoo mengambil kotak itu dan membuka nya, terdapat satu cincin kecil dengan buah permata di tengah nya, “Josh, lo bahkan belum bilang kan ke Yerin tentang cincin ini? Lo harus bertahan sampe lo bilang niat lo ke Yerin”, Wonwoo kemudian mengantongi kotak cincin itu dan keluar dari ruangan.
Setelah nya Wonwoo kembali menghampiri Jeonghan yang masih sibuk memegang Yerin, gadis itu sudah lebih tenang, walaupun wajah nya tidak menampilkan ekspresi apapun.
“Won, gue bisa liat kak Shua ga?”, Yerin bertanya.
“Boleh, tapi jangan rame rame sama jangan terlalu berisik juga”, Wonwoo menyampaikan.
Gadis itu langsung berjalan ke arah ruangan Joshua, “K-kak Shua?”, tangis Yerin kembali pecah saat diri nya melihat Joshua berbaring di hadapan nya, ia bahkan tidak mengeluarkan suara apapun walau mata nya basah akan air mata.
Sakit, satu kata itu yang menggambarkan seluruh isi hati Yerin sekarang, melihat bagaimana Joshua yang biasa nya tersenyum ramah, Joshua yang selalu menghujani nya dengan kata kata manis, Joshua yang bisa menjadi bayi manja nya, Joshua yang perhatian, kini Joshua hanya diam terbaring. Yerin menggenggam tangan yang lebih besar dari milik nya itu.
“Kak..... jangan tinggalin Yerin, kak Shua udah janji kan? Jangan tinggalin Yerin sendiri, ayo bangun, kak Shua janji mau nemenin Yerin kan? Ayo tepatin janji nya, kak Shua yang Yerin kenal ga pernah ingkar janji”
Baik Wonwoo maupun Jeonghan hanya diam melihat dari kaca pembatas luar dan tempat Joshua berbaring, tidak ada yang bisa kedua nya lakukan saat ini, bahkan 1000 kata sabar pun hanya menggema tanpa arti apabila Joshua tidak kunjung sadar.