Sesampai nya di rumah Wonwoo mengucapkan terimakasih pada supir pribadi yang sudah mengendarai mobil dan menyuruh nya untuk istirahat di rumah yang telah di sediakan Wonwoo untuk pegawai nya.

Wonwoo masuk, rumah besar itu nampak sepi. Ini sudah hampir jam 9 malam, para asisten rumah nya juga pasti sudah beristirahat. Kaki panjang nya segera melangkah menuju tangga, tidak sabar untuk bertemu dengan sang istri dan bayi mereka yang baru berusia 6 bulan.

Saat Wonwoo membuka pintu kamar nya, ia langsung di sambut dengan pemandangan hangat, dimana tv menyala menampilkan lullaby yang membuat keadaan kamar tenang. Di atas kasur ada sang istri Yerin dan anak mereka yang sedang asik mengobrol, walaupun Wonwoo tau anak nya hanya bisa berteriak “aaa” dan “nggg” saja.

“Aduuh asik yaaa, papa nya pulang dicuekin nih”, Wonwoo memecah waktu ibu dan anak itu.

“Nonuuuuuu hehehehe, aku ga sadar beneran loh kamu masuk kamar”, Yerin mengalihkan pandangan nya.

Wonwoo kemudian menghampiri perempuan yang berstatus istri nya itu, lalu mencium kening nya lembut sebelum beralih menatap sang putri kecil nya di kasur, “hai cantik, lagi ngobrol ya sama mama? Seru banget yaa ngobrol nya hmm?”, yang lucu adalah bayi berjenis kelamin perempuan itu menatap sang papa seakan mengerti apa yang di katakan oleh papa nya, ia tertawa senang sembari menepuk nepuk tangan dan mengangkat kaki.

“Dia seneng banget deh perasaan liat kamu”, Yerin tertawa kecil.

“Kangen papa yaaa? Seneng banget liat papa lagi? Aduh gemes nya, anak siapa sih”, Wonwoo mengurungkan niat nya untuk mencubit pipi tembam itu karena teringat bahwa ia belum bersih bersih sepulang nya dari kantor.

“Kamu mandi dulu gih, baru naik ke kasur sini”, Yerin membantu Wonwoo sejenak, seperti mengambil tas kerja nya, merapihkan mantel yang ia pakai untuk di taruh di keranjang khusus laundry, setelah itu Yerin mengambil satu set piyama untuk Wonwoo kenakan setelah mandi.

Tidak butuh waktu lama bagi Wonwoo untuk bersih bersih di kamar mandi, pria itu segera keluar dengan piyama yang sudah disiapkan Yerin tadi sedangkan handuk menggantung di leher nya, tetesan air masih senantiasa menetes dari rambut Wonwoo. Kini Wonwoo beralih ke meja dimana Yerin biasa menggunakan skincare nya, kemudian Wonwoo mengeluarkan hairdryer dari lemari penyimpanan.

“Sini aku bantuin”, Yerin dengan cepat turun dari kasur menuju ke arah Wonwoo.

“Thank you”, balas Wonwoo saat benda yang tadi ia pegang sudah berpindah ke tangan Yerin. “how was your day?”, Wonwoo bertanya.

feels great, enjoy being a new born mother. The baby is such a bundle of happiness”, Yerin masih fokus mengeringkan rambut sang suami.

Wonwoo menatap istri nya melalui pantulan cermin, entah mengapa ia selalu merasa tenang saat melihat wajah cantik itu, kini ia dapat melihat wajah itu setiap akan tidur dan saat bangun tidur.

“Kerjaan kamu di kantor gimana?”

“Ga gimana gimana kok, udah selesai semua”

“Kamu tau ga, si bayi udah mulai belajar tengkurap loh, trus dia juga udah mulai angkat angkat kepala gitu, lucu banget”, Yerin mulai excited menceritakan tumbuh kembang sang putri kecil.

“Oh yaa? Pengen liat jugaa, pasti gemes deh”

“Aku ada rekam kok, nanti aku kasih kamu liat deh”

I never thought motherhood suits on you, but now i realize that you're a great mother for our daughter”, Wonwoo berbalik badan.

I'll always try my best, for you and for our daughter”, Yerin meletakkan hairdryer yang ia pegang.

Wonwoo kemudian memeluk Yerin, melingkari pinggang perempuan itu dengan tangan nya, “Thank you for letting me being the dad of your child, i love you and i always do”.

I love you too papa nuuu”, kemudian kedua nya asik berpelukan.

Seperti faham jika papa dan mama nya tengah berduaan di sana, Jeon Soo-Ah berguling untuk tengkurap di kasur kemudian “Pa......pa”, bayi itu berteriak memecah momen suami istri itu.

Wait, Soo-Ah manggil aku ga sih?“, Wonwoo langsung berdiri dari duduk nya.

“Hmm, kayak nya saingan aku nih. By the way, it's her first word, now go and have her”, Yerin tersenyum kecil kemudian membiarkan Wonwoo mendekati putri mereka.

Wonwoo mengangkat tubuh kecil itu dari kasur ke dalam gendongan nya, bayi perempuan itu dengan segera mengoceh namun hanya berupa gumaman yang tidak diketahui oleh siapapun.

“Kenapa cantik? Aduuu lagi ngomel yaa? Ngomel papa nya sama mama mulu? Aduu lancar banget ngomel nya sama kayak mama”, Wonwoo mendengarkan gumaman bayi itu.

“Dia cemburu sama kamu nuu, kamu belum cium dia, malah pelukan sama mama nyaa”, Yerin mendekat ke arah Wonwoo dan Soo-Ah.

“Anak papa cemburu yaaa? Hmm? Sini papa cium dulu yaaa”, Wonwoo kemudian menciumi seluruh permukaan wajah Soo-Ah yang di balas senyuman cerah, sangat mirip dengan senyuman Yerin.

“Tuh kan, seneng banget sih kamu heyy”, Yerin mengelus puncak kepala Soo-Ah.

Wonwoo naik ke kasur yang diikuti oleh Yerin dan Soo-Ah di tengah tengah mereka. “Aku gatau kalo jadi orangtua tuh semenyenangkan ini, dulu aku pernah mikir untuk ga punya anak loh padahal”, Yerin menatap jari nya yang di genggam oleh Soo-Ah.

“Karena semua bakalan menyenangkan kalo kamu ketemu orang yang tepat”

i can't argue anymore”, Yerin tertawa.

“Oh iya, besok kan libur, ajak bayi jalan jalan yuk?”, Wonwoo bersemangat.

“Kamu udah ada planning mau kemana nya?”

“Hmm, aquarium trip seru ga sih? Kayak nya Soo bakal suka deh”

“Boleh, dia juga belum pernah liat binatang laut gitu”

“Okee fix yaa, besok pagi aku booked tiket nya dulu”, Wonwoo tambah bersemangat.

“Jadi ini yang semangat jalan jalan itu, kamu atau Soo?”

“Hehehe, kan jarang aku bisa nemenin kalian jalan jalan. Biasa nya aku sibuk mulu”

“Akhir nya sadar yaaa”

“Yukk tidur, nih bayi udah ngantuk berat”, Wonwoo menatap sang putri kecil yang sudah mulai mendekati mama nya untuk minum susu sebelum tidur.

“Matiin tv nya dong sayang tolong”, Yerin bersiap untuk menidurkan Soo-Ah.

“Okay”

Malam itu ditutup dengan hangat oleh ketiga nya, tidak perlu sesuatu yang berlebihan. Wonwoo sudah sangat bahagia dapat kembali ke rumah dan memeluk keluarga kecil nya. Karena definisi rumah adalah ketika kita bersama dengan orang orang yang kita cintai ♡.