Ya begitulah kira kira perjuangan singkat Yerin demi masuk ke klub melukis yang ada di kampus nya. Demi melihat sang pujaan hati Hong Joshua.

Sedikit deskripsi tentang Joshua, laki laki berdarah Korea 100% namun lahir dan besar di kota Los Angeles, California, Amerika Serikat hingga tidak membuat kita terkejut jika mendengar pria itu sangat fluent sekali dalam berbahasa Inggris. Joshua memiliki senyum yang manis dan mampu menyihir siapapun yang melihat senyum itu, kemampuan nya juga seimbang di bidang akademik ataupun non akademik, anak tunggal yang gosip nya merupakan pewaris salah satu perusahan terbesar di Amerika Serikat, selain senyum yang manis, Joshua juga terkenal akan sifat nya yang sangat lembut serta tegas di saat bersamaan, namun sayang nya Joshua terlalu pendiam hingga tidak banyak berekspresi kecuali di hadapan teman teman dekat nya, bahkan ada rumor yang mengatakan kalau ia pacaran dengan teman 1 geng nya Sowon.

Well, jika dilihat dari deskripsi di atas mungkin terlihat sangat melebih lebihkan ya? Namun itu fakta, catat besar besar yaa FAKTA!!, wanita mana yang tidak penasaran dengan Joshua? Bohong kalau setidak nya kau tidak melirik Joshua barang 5 detik saja.

Yerin, gadis yang termasuk golongan pintar di angkatan nya juga menjadi salah satu jajaran wanita yang penasaran tingkat maksimal pada Joshua. Kisah ini berawal dari Yerin yang langsung terpincut pesona Joshua pada saat awal masuk kuliah, karena terlalu penasaran tapi tidak ada celah untuk mengenal jadilah ia harus usaha dengan 1001 effort.

Dan kini peluang itu terbuka dengan lebar di depan mata nya, klub melukis yang di ketuai langsung oleh Joshua sedang membuka rekrut untuk anggota baru. Hmm kemampuan Yerin juga tidak bisa di remehkan walau tidak sejago itu, minimal ia bisa melukis 2 gunung 1 matahari dan sawah serta jalanan di tengah tengah.

“Permisi kak, saya bisa daftar ga ya?”, Yerin menyapa dengan ramah pria di hadapan nya.

“Sebentar ya, coba kamu ke orang yang di sebelah sana deh. Soal nya pendaftaran di sana”, pria dengan senyuman manis itu mengarahkan Yerin ke meja pendaftaran di sebelah kiri nya.

Lembut, satu kata itu menggambarkan suara Joshua di mata Yerin, kini gadis itu beralih ke arah yang ditunjuk Joshua tadi sembari tetap memikirkan senyuman yang membekas di hati nya. Di senyumin sedetik kepikiran 1 tahun.

Langkah terakhir Yerin untuk masuk ke klub melukis sudah selesai, yang arti nya ia sudah resmi menjadi bagian dari klub melukis atau dalam kata lain langkah nya untuk mendekati Joshua semakin di depan.

Sekarang yang harus gadis itu fikirkan adalah apa sajakah peralatan yang harus ia beli untuk melukis? Masalah nya ia buta seni sekali, mana tahu kalau di suruh beli alat alat kesenian.

Di saat sedang bengong sambil berfikir, Yerin tidak sadar jika ia berjalan di tengah tengah halaman kampus hingga menyebabkan diri nya tertabrak orang lain hingga terjatuh, bahkan beberapa barang di tangan nya terjatuh. Seakan tidak perduli, orang yang menabrak Yerin itu hanya berjalan cuek saja tanpa repot repot menanyakan keadaan Yerin.

ugh menyebalkan sekali”, bisik Yerin dalam hati. Untung saja ia sedang dalam suasana hati yang bagus hari ini.

Saat sedang membereskan barang nya yang berhamburan, tiba tiba satu tangan terulur untuk mengambil barang barang Yerin yang ada di jalanan. Untung saja Yerin bukan orang dengan reflek cepat untuk memukul, coba bayangkan jika ia reflek memukul orang tersebut karena orang tersebut adalah HONG JOSHUA, iya catat baik baik yaa.

“Kamu gapapa? Kayak nya tadi tuh agak kenceng deh nabrak nya”

“E-eh? Hngg, gapapa kok kak”

“Tapi tangan kamu luka loh itu telapak nya, ga sakit?”

Jujur saja Yerin sendiri baru sadar kalau telapak nya luka saat di beritahu Joshua. “Ehmm ini gapapa kok kak, cuma luka kecil, nanti di obatin dikit juga sembuh”

“Okeyy, habis ini langsung pulang yaa. Takut infeksi soal nya kalo ga di obatin, tapi bener kan kamu mau langsung pulang?”

“Enggak sih, saya rencana nya mau beli alat alat melukis dulu”, Yerin sedikit ragu.

“Oya? Mau bareng? Kebetulan aku juga mau pergi beli alat melukis nih”

Deg, mimpi apa Yerin semalam? Apakah kekuatan doa nya sudah terkabul? Joshua baru saja menawari nya untuk pergi bersama dan yang kedua, Joshua berbicara aku bukan saya. Tolong siapapun pukul kepala Yerin sekarang agar ia sadar.

“Kalo kak Josh(?)”, Yerin sedikit ragu untuk memanggil nama nya.

“Shua aja”, laki laki itu tersenyum simpul, menambah kadar manis wajah nya.

“Okey kak Shua, kalo kak Shua ga keberatan gapapa sih”

“Enggak lah, nama kamu siapa ya? Kayak nya kita belum kenalan deh”

Mampus”, Yerin agak kaget sedikit, ia lupa kalau mereka belum berkenalan secara resmi. Bagaimana mungkin ia langsung tahu nama Joshua? Ayolah otak Yerin kita bekerja sama dengan baik.

“Eh iya ya? Nama aku Jung Yerin kak, panggil Yerin aja”, Yerin tersenyum kikuk.

“Oke Yerin, bisa bangun sendiri kan?” Joshua memiringkan kepala nya untuk melihat wajah Yerin.

Yerin sadar jika posisi nya masih duduk di jalanan dan Joshua yang tengah menekuk satu kaki nya berlutut di hadapan Yerin, pantas saja Joshua bertanya begitu.

Yerin buru buru bangkit dan berdiri setelah menepuk beberapa debu yang menempel di baju nya, kemudian tersenyum canggung ke arah Joshua. Setelah sempat basa basi dulu, kedua nya langsung berjalan menuju ke halte bus bersama.

Sepanjang perjalanan, baik Joshua maupun Yerin terlibat percakapan yang seru. Beberapa hal dari Joshua yang Yerin baru tahu, Joshua itu sangat sopan bahkan dalam hal hal kecil misalnya, saat Joshua tidak sengaja menabrak pelan tubuh Yerin saat mereka berdiri di bus, pria itu terus saja meminta maaf walau Yerin sudah berkata tidak apa apa, atau saat ia harus membuat Yerin menunggu untuk mengikat tali sepatu nya yang terlepas, dan bahkan hal hal kecil lain nya. Yerin rasa kalau saja ia menghitung sudah berapa banyak Joshua minta maaf hari ini, ia sudah bisa mendapat 2 lusin gelas cantik. Selain sopan, Joshua juga cukup gentle menurut Yerin.

Sampai nya di sebuah toko yang tidak terlalu kecil namun tidak begitu besar juga, toko ini sebenar nya adalah langganan Joshua saat sedang butuh peralatan melukis. Berhubung Yerin tidak tahu apa apa, ya, jadilah ia hanya mengekor saja.

“Hmm kak...”, Yerin sedikit ragu untuk memanggil.

“Iyaa?”

“Mau minta tolong dong hehehe”

Okayy wait, what can i do for you?”, Joshua langsung mengalihkan fokus nya menjadi menghadap pada Yerin dan menatap kedua mata gadis itu. Yerin sempat salah tingkah karena nya.

“Boleh rekomendasiin ga alat melukis untuk pemula?”

“Ah itu, hmm sebener nya yang kamu butuhin banget tuh yaa, kuas, palet, kanvas, oh iya cat jugaa, aku saranin pake cat acrylic dulu aja. Buat standee nya di klub melukis kita udah di sediain kok, jadi kamu ga perlu beli lagi, sementara itu aja dulu nanti yang lain lain nya bisa di beli berjalan seiring waktu kok”, Joshua menunjukkan satu persatu barang yang di butuhkan Yerin.

Mungkin sekitar 1 jam kedua nya berada di toko tersebut, karena selain menjual peralatan melukis toko tersebut juga memiliki seperti mini cafe dengan nuansa soft menenangkan.

“Yerin, kenapa kamu pilih klub melukis?”, Joshua tiba tiba bertanya.

“Uhuk..uhuk”, Yerin yang sedang menyeruput minuman di hadapan nya terbatuk saat Joshua menanyakan pertanyaan barusan.

“Eh? Pelan pelan Yerin, sakit ga dada nya?”, Joshua refleks berdiri ke belakang Yerin untuk mengusap punggung gadis itu pelan.

“Gapapa kok kak, cuman batuk dikit doang”

Joshua menatap ragu pada gadis itu namun sejurus kemudian ia kembali duduk di hadapan gadis itu lagi seperti tadi.

“Hmm pengen coba aja melukis, tapi ada alasan lain nya. Okee anggap aja aku gatau malu karena ngomong ini pas awal kita kenal, aku masuk klub melukis karena interesting sama kak Shua”

Joshua masih setia mendengarkan walau sedikit terkejut.

“Aku sering banget denger rumor kalo kak Shua galak, diem, dingin dan rumor lain nya, aku mau buktiin kalo kak Shua ga gitu, dan ternyata aku bener kan? Kak Shua ga kayak rumor yang di sebut. Well mungkin ini kedengeran aneh, tapi ya begitu”, Yerin meringis kecil.

Joshua tidak menjawab melainkan hanya tertawa kecil, “kamu lucu, jarang jarang ada yang bisa jujur kayak gini. Kayak nya aku harus apresiasi keberanian kamu deh, untuk rumor, aku sendiri bahkan sering denger rumor kayak gitu di kampus sih, you know? We can't control the other people opinion for us

Yerin tersenyum ramah, “jadi kita boleh temenan?”.

“Siapa yang bilang ga boleh? Kalau mau lanjut jadi temen hidup juga boleh, tapi berproses yaa”, Joshua tersenyum jahil di akhir kata kata nya.

“Kak Shua!!!!!”

Joshua sendiri masih asik tertawa karena perempuan di hadapan nya itu.

Untuk sekarang mari biarkan mereka menikmati waktu mereka serta saling mengenal lebih dalam satu sama lain, yang terpenting adalah sejauh apapun kamu mendengar rumor atau perkataan tentang seseorang, kamu tidak akan boleh langsung percaya sebelum membuktikan nya yaaa.